Ilmu
punya peranan penting dalam hidup manusia. Dengan ilmu, seseorang akan
dapat membedakan mana hak dan mana yang batil, mana kawan mana lawan,
mana alkohol mana teh botol, mana basudin mana mixadin, mana mang udin
mana bik Entin.
Suara lantang itu menenggelamkan hiruk pikuk lantai
IV Mal Kartini yang sedang ramai. Lafalnya adalah kalimat-kalimat berisi
ilmu yang dipadu dengan lelucon cerdas. Namun, dari konstruksi jenis
suaranya, sang pemilik suara adalah anak-anak.
Benar. Tausiah itu disampaikan oleh Abdul Rafiq Al
Fazar. Bocah berumur 13 tahun ini menguasai audiens dengan mengutip ayat
dan mensyarahkan secara mantap untuk disampaikan kepada umat. Logat
Sundanya membuat penampilannya khas dan mengocok perut penonton.
Hari itu, Selasa (23-7), ia sedang tampil pada Lomba Dai Cilik II yang diadakan harian umum Lampung Post.
Tema pidatonya saat itu adalah di balik kesulitan ada kebaikan, dan dengan ilmu kita dapat meraih suatu tujuan.
Bocah kelas VII Madrasah Tsanawiah (MTs) Miftakhul
Ulum, Kotabaru, Kecamatan Padangratu, Lampung Tengah, ini menjadi juara
pertama lomba dai tersebut. Panitia mengalokasikan waktu hanya tujuh
menit bagi peserta kontes dai yang sudah dua kali diselenggarakan itu.
Dia dibimbing Nurman Fauzi, wakil kepala sekolah
bidang kesiswaan sekolahnya. Rafiq tampak menguasai materi dan piawai
mengatur gestur tubuhnya saat menyampaikan pesan. Bahkan, sebagai bahan
latihan, guru agamanya, Ustaz Nasuha, yang membuatkan teks materi
dimodifikasi oleh Rafiq dengan apik. ?Rafiq masih malu-malu. Dan itu
harus kami yang yakinkan dia,? ujar Nurman.
Rofiq memang sudah cukup punya pengalaman soal
berceramah. Ia sejak kelas III SD sudah bercita-cita ingin menjadi dai
kondang. "Saya ingin menjadi seperti almarhum Ustaz Jeffry Al Buchori,"
kata dia.
Datang dengan kepercayaan penuh, Rofiq tampil berbaju
koko putih, celana hitam, berkopiah hitam, lengkap dengan serban putih
bermotif batik. Leluconnya yang khas mampu menyakinkan hati tiga juri.
Juri yang terdiri dari Lukman Hakim (Lampung Post), Ustaz H. Mansyuri
Ismail (MUI Provinsi Lampung), dan Dimas Raya (Pondok Pesantren Daarul
Quran Lampung) mengganjarnya dengan juara pertama.
Untuk persiapkan lomba ini Rofik sampai harus
membolos sekolah selama tiga hari. Tetapi, dia bersyukur sekolah
mengizinkannya. Meski dalam kondisi libur, dia tidak berleha-leha.
Sambil kumpul bersama keluarga, dirinya juga rutin mendalami mengaji
sambil rutin belajar.
Bahkan semasa lomba tersebut, cowok cilik yang senang berpenampilan sederhana ini lebih intensif mendalami latihan.
Pencapaiannya menjadi juara I ini karena rasa
penasarannya yang setiap lomba selalu di posisi finalis tiga besar.
Makanya sejak itu dalam berbagai kesempatan lomba, dia selalu persiapkan
dengan baik, termasuk selalu tancapkan diri untuk selalu rajin belajar,
tetap semangat, dan tidak putus asa.
Meski semangatnya tak pernah surut untuk menjadi
seorang dai terkenal. Dia sampai harus sekolah dua kali, ketika paginya
tetap bersekolah di madrasah tsanawiah dan setelahnya tinggal di pondok
pesantren yang masih satu gedung dengan sekolah.
Pengenalan Rafiq dengan dunia berdakwah saat masih
mengenyam bangku madrasah ibtidaiah (MI). Saat itu dia sedang mengikuti
acara Rajaban, kemudian diminta guru mengajinya untuk berpidato di depan
banyak orang.
Awalnya takut dan kurang percaya diri, tetapi
lama-kelamaan jadi senang mendalaminya dengan ikut loba-lomba sehingga
berlanjut hingga terjun dalam Lomba Dai Cilik Lampung Post 2013.
Rafiq menjelaskan dirinya diperintah sang guru untuk
berpidato karena temannya itu berhalangan hadir karena sakit. Untuk
mengisi kekosongan acara ceramah, akhirnya dia ditunjuk sang guru untuk
berceramah di hadapan teman-teman dan gurunya.
Dia masih teringat kata sang guru untuk rileks ke
panggung dan jelaskan apa yang dia bisa sekalian didalami dengan dalil
ayat sucinya.
Ke depan, setelah menjadi jawara Lomba Dai Cilik
Lampung Post, Rofiq mengaku belum ada persiapan untuk menjadi dai
sungguhan. Pasalnya, dia bersama kedua finalis lainnya, Shafira Ajeng
Azahara (juara III) dan Diajeng Maulida (juara II), berkesempatan ikut
ceramah secara roadshow di berbagai daerah di Lampung bersama Daarul
Quran dan ikut terlibat dalam program ceramah yang disiarkan TVRI
Lampung.
0 comments:
Post a Comment