Friday, August 9, 2013

Menyulap Limbah Singkong Menjadi Energi

PENGOLAHAN singkong menjadi tepung tapioka menghasilkan limbah cair yang cukup banyak. Jika tidak dikelola dengan baik, tentu saja akan mendapat protes dari tetangga dan masyarakat sekitar.
Yups, limbah singkong ini menghasilkan bau yang sangat asam, dan gas metana yang dihasilkan limbah cair ini memiliki efek rumah kaca. Namun, di tangan Udin Hasanudin, limbah ini diubah menjadi sumber energi. Semua berawal dari konsep zero waste (nol limbal) pada agroindustri.
 
Dosen Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung ini mengatakan pengolahan tepung tapioka dengan bahan baku singkong menghasilkan limbah dengan senyawa kimia berupa gas metana. Gas inilah yang akrab disebut gas rumah kaca yang memiliki dampak pemanasan global.
Untuk itu, Udin menawarkan konsep zero waste pada pengolahan tapioka ini. Dia mengawali penelitiannya di sebuah industri rumah tangga di Kabupaten Pesawaran. 
 
Udin menjelaskan industri ini belum memiliki pengelolaan limbah yang memadai. Limbah cair yang dihasilkan hanya ditampung di kolam kecil dan dialirkan ke sungai. Ini tentu saja mencemari sungai dan tanah yang ada di sekitar pabrik. 
 
 
Untuk itu, Udin membuat alat mirip terpal raksasa di atas kolam limbah yang berfungsi menampung uap yang dihasilkan limbah cair. Terpal tersebut berupa penutup tanah reactor anaerobic agar terjadi proses kimia tanpa oksigen. Alat yang disebut juga cover in the groun anaerobic reactor ini memiliki kapasitas 2.700 meter kubik. Proses anarob pada limbah cair singkong ini nantinya akan menghasilkan gas metana yang dialirkan lewat pipa menuju tempat pengumpulan gas.
 
Gas inilah yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk memasak. Sementara sisa limbah aman ditaburkan ke lahan. Sisa limbah tersebut masih mengandung unsur hara nitrogen dan fosfor yang cukup tinggi untuk memperbaiki kualitas tanah. 
 
"Jadi tidak ada limbah singkong yang terbuang sia-sia," ujar Kepala Laboratorium Pengelolaan Limbah Agroindustri yang meneliti sejak 2005 lalu. 
 
Pengolahan limbah ini tidak hanya menyulap limbah menjadi ramah lingkungan, tapi juga memberi nilai tambah pada limbah tersebut. Limbah bisa menjadi sumber energi dan pupuk organik. Dia mengharapkan penerapan zero waste ini dilakukan oleh semua agroindustri, baik yang berskala kecil maupun yang besar.


0 comments:

Post a Comment