PENGOLAHAN
singkong menjadi tepung tapioka menghasilkan limbah cair yang cukup
banyak. Jika tidak dikelola dengan baik, tentu saja akan mendapat protes
dari tetangga dan masyarakat sekitar.
Yups, limbah singkong ini menghasilkan bau yang
sangat asam, dan gas metana yang dihasilkan limbah cair ini memiliki
efek rumah kaca. Namun, di tangan Udin Hasanudin, limbah ini diubah
menjadi sumber energi. Semua berawal dari konsep zero waste (nol limbal)
pada agroindustri.
Dosen Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas
Lampung ini mengatakan pengolahan tepung tapioka dengan bahan baku
singkong menghasilkan limbah dengan senyawa kimia berupa gas metana. Gas
inilah yang akrab disebut gas rumah kaca yang memiliki dampak pemanasan
global.
Untuk itu, Udin menawarkan konsep zero waste pada
pengolahan tapioka ini. Dia mengawali penelitiannya di sebuah industri
rumah tangga di Kabupaten Pesawaran.
Udin menjelaskan industri ini belum memiliki
pengelolaan limbah yang memadai. Limbah cair yang dihasilkan hanya
ditampung di kolam kecil dan dialirkan ke sungai. Ini tentu saja
mencemari sungai dan tanah yang ada di sekitar pabrik.
Untuk itu, Udin membuat alat mirip terpal raksasa di
atas kolam limbah yang berfungsi menampung uap yang dihasilkan limbah
cair. Terpal tersebut berupa penutup tanah reactor anaerobic agar
terjadi proses kimia tanpa oksigen. Alat yang disebut juga cover in the
groun anaerobic reactor ini memiliki kapasitas 2.700 meter kubik. Proses
anarob pada limbah cair singkong ini nantinya akan menghasilkan gas
metana yang dialirkan lewat pipa menuju tempat pengumpulan gas.
Gas inilah yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber
energi untuk memasak. Sementara sisa limbah aman ditaburkan ke lahan.
Sisa limbah tersebut masih mengandung unsur hara nitrogen dan fosfor
yang cukup tinggi untuk memperbaiki kualitas tanah.
"Jadi tidak ada limbah singkong yang terbuang
sia-sia," ujar Kepala Laboratorium Pengelolaan Limbah Agroindustri yang
meneliti sejak 2005 lalu.
Pengolahan limbah ini tidak hanya menyulap limbah
menjadi ramah lingkungan, tapi juga memberi nilai tambah pada limbah
tersebut. Limbah bisa menjadi sumber energi dan pupuk organik. Dia
mengharapkan penerapan zero waste ini dilakukan oleh semua agroindustri,
baik yang berskala kecil maupun yang besar.
0 comments:
Post a Comment